........Selamat Hari Jadi Kab. Nunukan ke 13 tgl 12 Oktober 2012.......

Senin, 20 April 2009

Ketahanan Pangan Di Kabupaten Nunukan






Ketahanan Pangan Di Kabupaten Nunukan

Oleh : Ir. Dian Kusumanto
(Kepala Bidang Ketahanan Pangan BKP3D Kabupaten Nunukan)

Ada statemen menarik yang sering dilontarkan oleh Bapak Bupati Nunukan, H. Abdul Hafid Ahmad dalam beberapa kali kesempatan. Beliau mengatakan, apa artinya pembangunan fisik yang megah dan canggih, ibaratnya seperti membangun jalan yang mulus sampai tujuh lapis, gedung bertingkat yang megah, sarana prasarana yang serba canggih, namun masyarakatnya lapar dan tidak tersedia pangan yang cukup. Pembangunan akan menjadi sia-sia, karena kebutuhan dasar masyarakat yang sesungguhnya tidak terpenuhi, yaitu pangan.

Maka urusan pangan adalah urusan yang paling azasi, urusan yang sangat mendasar, yang harus aman terlebih dahulu. Maka kita harus mencapai apa yang disebut sebagai Keamanan Pangan. Pangan dikatakan sudah aman kalau memenuhi 3 kriteria :
1. Aman produksi, 
2. Aman distribusi, dan 
3. Aman konsumsi.

Aman produksi artinya setiap wilayah memiliki produktifitas yang mencukupi setiap saat, dengan aneka produk pangan yang diperlukan atau dibutuhkan sesuai syarat kesehatan bagi seluruh warganya, khususnya produk pangan pokok. Setiap keluarga atau rumah tangga mempunyai produktifitas yang memadai atau memiliki kemampuan untuk mengadakan bahan pangan yang diperlukan bagi anggota keluarganya.

Aman distribusi artinya seandainya disisi lain ada wilayah yang produknya belum mencukupi wilayah yang lain bisa mendistribusikan kelebihan panganya setiap saat diperlukan. Artinya ada kemudahan akses untuk menyebarkan kelebihan produksi ke wilayah yang kekurangan produksi. Aspek distribusi ini erat hubungannya dengan sarana dan prasarana transportasi, baik darat, sungai, laut maupun udara dengan lancar setiap saat dan dengan harga yang terjangkau. Distribusi yang aman berarti juga bisa mengatasi hambatan alamiah yang mungkin terjadi atau hambatan yang disebabkan oleh kejadian politik, sosial dan ekonomi budaya dan sebagainya. Dengan distribusi yang aman menjamin pangan bisa merata dan mencukupi sampai pada tingkat rumah tangga setiap saat diperlukan.

Aman konsumsi artinya bahan pangan yang dikonsumsi oleh warga mencukupi dalam jumlah (kuantitas) dan memenuhi syarat kualitas serta kontinyuitasnya, sehingga bisa menjamin kesehatan dan kelangsungan hidup warga, secara berkelanjutan. Jumlah yang cukup menurut kandungan gizinya ( kalori, protein, vitamin, serat dan lain-lain ).

Di Kabupaten Nunukan secara keseluruhan sebenarnya dapat dikatakan sudah aman dari aspek produksinya, terutama dalam hal jumlah produksinya. Secara jumlah Kabupaten Nunukan mengalami kelebihan dan sudah mencukupi, bahkan ada kelebihan terutama produksi padi (beras). Namun masalah yang masih dihadapi Kabupaten Nunukan adalah ancaman bagi ketersediaanya pada daerah yang padat penduduknya dan adanya ancaman ahli fungsi lahan pertanian ke non pertanian.

Ancaman terhadap produksi lainya adalah kegairahan petani, kalau petani tidak bergairah dengan usaha taninya, petani akan beralih ke usaha lainya seperti menjadi nelayan, buruh kebun sawit, TKI ke luar negeri atau usaha non pertanian lainnya. 

Lahan yang tersedia sebenarnya cukup banyak namun SDM dan peranan yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Banyak lahan-lahan pertanian ditinggalkan atau belum mampu digarap kembali. Pemerintah harusnya bisa mengairahkan kaum petani untuk memicu produktifitasnya. Segala daya upaya yang dilakukan oleh para petani harus diapresiasi atau dihargai dengan pantas, sehingga petani juga bisa meningkatkan SDMnya agar produknya tetap berdaya saing sehingga dapat dihargai dengan pantas di pasar.

Tokoh-tokoh masyarakat, lembaga-lembaga swadaya masyarakat sepatutnya turut mendorong keberpihakan semuanya kepada petani. Daya saing produk-produk lokal harusnya ditingkatkan agar mempunyai kelebihan kompetitif dan komperatif. Kelebihan kompetitif dalam hal mutu, kualitas, harga, dan penampilan. Sedangkan kelebihan komperatif .karena berciri khas.tertentu, nilai lebih spesifik yang tidak dimiliki produk dari luar, disamping itu kontiutas ketersediaanya juga selalu terjaga sesuai kebutuhan dan permintaan.

Aman Produksi juga menyangkut produksi bahan pangan yang beragam. Dengan beraneka ragam hasil pangan bisa saling komplenter dan saling substitusi aau saling menggantikan. Karena masing-masing wilayah tentu memiliki budaya, kesesuaian iklim yang bermacam-macam, maka keberagaman sumber bahan pangan harus tetap dijaga dan bahkan terus dikembangkan.

Kelebihan produksi bahan pangan tertentu di daerah satu bisa mengisi kekurangan di daerah yang lain yang mungkin lebih pada bahan pangan lainnya.. Jadi bisa jadi bisa saling tukar menukar bahan pangan lainnya. Yang penting ada produksi dan bisa saling mengisi atau saling distribusi.

Keberagaman jenis-jenis sumber bahan pangan juga memberi nilai lebih pada aspek konsumsinya. Semakin beragam bahan pangan maka nilai gizi juga akan semakin komplementer, zat gizi kurang dibahan yang satu bisa dicukupi dari bahan pangan yang lainnya, demikian sebaliknya.

Daya beli dan kemiskinan

Namun keamanan pangan juga akan terancam seandainya daya beli masyarakat tidak ada atau kecil. Bahan pangan mungkin sangat tersedia tetapi kalau tidak dapat mengakses, tidak memiliki daya beli, atau miskin dan tidak berpenghasilan yang cukup, maka keamanan pangan juga terancam. Jadi keamanan pangan tidak terjadi seandainya masyarakatnya tidak berpenghasilan atau sangat miskin. Maka sebenarnya akar dari keamanan pangan adalah kemiskinan itu sendiri.

Malaysia bisa jadi tidak punya bahan pangan yang cukup, tapi dengan kekayaannya dari komoditi non pangan dapat membuat mereka bisa membeli bahan panganya dari negara lain karena memiliki daya beli yang kuat. Brunei juga seperti itu. Namun apabila distribusi terganggu karena adanya faktor-faktor alam, keadaan politik dan kebijakan-kebijakan dari negara produsen pangan berubah, maka mereka juga tidak akan aman pangannya secara berjangka panjang.

Bagi Indonesia yang dianugerahi alam yang memungkinkan aneka bahan komoditi pangan dapat diproduksi sepajang tahun, seharusnya menjadi negara sumber bahan pangan dunia, menjadi lumbung pangan dunia. Dari daratan, sungai, dan lautan semua bisa menghasilkan produk-produk yang cukup sepanjang tahun. Seharusnya ini menjadikan Indonesia memiliki kelebihan komperatif sekaligus kelebihan kompetitif sebagai produsen bahan pangan dunia.

Ketergantungan Pupuk Kimia dan Usaha Tani Terpadu

Kelangkaan pupuk kimia tidak harus menjadi alasan terjadinya ancaman produksi pangan. Padahal kearifan lokal dan perkembangan teknologi pertanian organik sudah membuktikan bahwa kita seharusnya tidak tergantung dengan pupuk dan obat-obatan kimia yang mahal harganya dan selalu impor dari luar.

Kearifan lokal dan penerapan teknologi pertanian organik harusnya menjadi agenda penting menuju kemandirian petani dan kedaulatan pangan. Penataan sistem usaha tani yang terpadu sehingga bisa mensinergikan antara pangan, pakan dan energi, sekaligus membuat usaha tani lebih bergairah. Sinergi yang cantik akan meningkatkan produktifitas, mengoptimalkan efesiensi input dan memaksimalisasi output usaha tani memang memerlukan manajemen yang memadai.

Krisis-krisis yang terjadi sudah seharusnya membuat bangsa Indonesia lebih arif dalam mengelola pola-pola yang sinergi antara kearifan lokal dan teknologi dengan peluang-peluang globalisasi jang ada untuk mencapai kemandirian pangan, pakan dan energi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar