........Selamat Hari Jadi Kab. Nunukan ke 13 tgl 12 Oktober 2012.......

Selasa, 16 Juni 2009

SISTEM KANDANG “NGEBROK” UNTUK TERNAK KERBAU DI KRAYAN

SISTEM KANDANG “NGEBROK” UNTUK TERNAK KERBAU DI KRAYAN

Oleh : Dian Kusumanto
 

 Populasi ternak Kerbau di Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan cukup besar, paling besar untuk kawasan Kabupaten Nunukan. Menurut data terakhir ada seitar 5.000 ekor di seluruh Krayan dan Krayan Selatan. Pada umumya masyarakat beternak Kerbau masih berpola ternak lepas, tidak dikandangkan. Bisa dikatakan pola semi ranch dengan pemagaran areal penggembalaan, namun dilakukan dengan cara tradisional.

 Kerbau sering menjadi pengganggu usaha tani lainnya. Kerbau sering merusak padi di sawah, tanaman buah-buahan, sayur, palawija yang baru ditanam, dll. Bisa dikatakan Kerbau menjadi ‘hama besar’ yang mempengaruhi sikap dan semangat para petani untuk berusaha tani lainnya. Mereka sungguh tidak berdaya karena sistem adat masih belum mengadopsi pola-pola kandangisasi. Bila ada permasalahan masyarakat mengenai kerbau yang merusak tanaman, yang sering disalahkan adalah yang memiliki tanaman, kenapa tidak dipagari. Bukan menyalahkan yang mempunyai Kerbau kenapa tidak dikandangkan. Sistem ini menjadi kontra produktif dengan upaya pengembangan usaha tani lainnya.

 Maka perlu dicarikan alternatif model usaha ternak kerbau yang menguntungkan sekaligus tidak merugikan sistem usaha tani lainnya. Bahkan kalau bisa bersinergi dan dapat menghasilkan nilai tambah yang lebih banyak. Maka pola sinergi usaha ternak kerbau dan usaha tani lainnya harus bisa berpadu dan saling menguntungkan. Dengan demikian Kerbau bukan lagi menjadi hama besar, tetapi malah menjadi pendukung besar dalam usaha tani lainnya.  

Dari usaha tani berternak Kerbau harusnya bisa menjadi penghasil pupuk organik hebat yang berguna bagi usaha tani lainnya. Hal ini karena pupuk masih sangat langka dan sangat mahal di Krayan. Biaya transportasi yang sangat mahal menjadikan pupuk dari luar daerah tidak ekonomis lagi bagi usaha tani. Di samping itu ada semacam konvensi atau tekad untuk menjadikan Krayan dan Krayan Selatan menjadi kawasan ”Heart of Borneo” (HoB) yang bebas dari bahan-bahan kimia berbahaya. Sebaliknya menjadikan kawasan HoB ini betul-betul merupakan kawasan Organik (Organic Teretorial).

Kandang Ngebrok adalah istilah dalam bahasa Jawa, karena masih sulit menemukan padanan yang pas dengan Bahasa Indonesia. Ngebrok artinya terus tinggal di situ, mulai dari makan, buang kotoran, tidur dalam waktu yang cukup lama. Kandang Ngebrok adalah kandang yang dihuni oleh ternak yang tidak dipindah-pindah dalam waktu yang relatif lama, sehingga ternak kencing, buang kotoran dan makan dikandang tersebut. Ternak akhirnya seperti berkubang dengan kotorannya sendiri yang semakin lama semakin banyak, namun pada saatnya kandang diambil kotorannya dan dibersihkan.

Sistem kandang ngebrok ini sudah diterapkan oleh Peternakan Sapi Perah di Lembah Hijau Multifarm (LHM) Research Centre Jogjakarta. Sistem ngebrok ini diterapkan bagi pembesaran ternak sebelum menghasilkan atau dipungut susunya. Jadi mulai bibit sapi anakan sapih sampai menjelang dewasa Sapi Perah bibit dipelihara di dalam Kandang Ngebrok, setelah menjelang akan meghasilkan susu baru dipindahkan pada kandang biasa yang dijaga kebersihannya setiap hari.

 Kandang dibuat secara permanen dengan lantai semen berdinding semen setinggi 1 meteran. Atap dari asbes dengan teras dari kayu dan pagar pembatas dari besi pipa.
 Sistem ini pernah juga dilakukan untuk pengembangan sapi di Kediri. Sapi yang di kembangkan adalah sapi Limosin, Brahmana, dll. setiap kandang berisi sekitar 10 ekor dengan ukuran kandang 6 x 6 meter atau 8 x 8 meter. Kandang dibuat berbahan tanah berdinding bambu anyaman beratap daun kelapa atau alang-alang dengan tiang dari bambu.

Sistem Kandang Ngebrok ini sangat cocok bila diterapkan untuk ternak Kerbau di Krayan dan Krayan Selatan dengan beberapa syarat dan alasan sebagai berikut :

1. Sumber pakan harus tersedia secara cukup dan kontinyu. Sumber pakan dihasilkan di areal lahan yang memang khusus untuk penanaman sumber pakan HMT atau Azolla.
2. Sumber pakan harus tersedia pada jarak relatif dekat dengan tempat pemeliharaan (kandang). Kalau sumber pakan HMTnya terletak di daerah persawahan,maka Kandang juga diletakkan di dekat persawahan.
3. Ada tenaga manusia yang siap mengelola dan mengontrol setiap saat, oleh karena itu di dekat Kandang juga sebaiknya disediakan pondok untuk tempat beristirahatnya tenaga pengelola peternakan sistem kandang ngebrok ini. Jumlah orangnya disesuaikan dengan berapa besar populasi ternak kerbaunya. Pengaturan atau penjadwalan petugas bila dilakukan secara bergiliran di antara para anggota seyogjanya dibagi secara proporsioal sesuai jumlah kepemilikan ternak yang dititipkan di Kandang Ngebrok ini.
4. Pola ini harus dipahami secara sama oleh seluruh peternak yang terlibat, didukung oleh tetua-tetua adat dan para tokoh masyarakat yang berpengaruh.  
5. Ada teknologi yang dapat mengelola kotoran menjadi aman dan tidak berbahaya bagi ternak kebau yang ngebrok di kandang
6. Harus ada pola kerjasama antar petani/peternak/pemilik Kerbau yang menjadi anggota Sistem Kandang Ngebrok. Hal ini karena kandang akan menampung Kerbau dari beberapa pemilik/peterak/petani. Akan lebih baik kalau pola kerja sama ini dilembagakan secara adat dan diikat dengan suatu perjanjian bersama, aturan-aturan bersama yang mengikat seluruh petani/peternak yang terlibat.
7. ..


Apa keuntungan sistem Kandang Ngebrok untuk ternak Kerbau di Krayan. Keuntungan sistem ini sangat banyak bila diterapkan di Krayan antara lain sebagai berikut :

1. Ternak Kerbau tidak menjadi ’hama besar’ lagi, sehingga usaha tani menjadi lebih bergairah lagi tidak khawatir ada serangan kerbau.
2. Pemeliharaan Ternak Kerbau menjadi lebih intensif, sehingga pertumbuhan ternak menjadi lebih cepat besar dan lebih menguntungkan secara ekonomis
3. Sistem ini akan menghasilkan pupuk kandang yang terkumpul cukup banyak untuk keperluan pupuk yang murah bagi usaha taninya. Dengan demikian akan menggairahkan usaha tani lainnya karena tersedianya pupuk.
4. Dengan pola ngebrok, tenaga pemeliharaan ternak menjadi lebih ringan dibanding pola kandang intensif yang sudah lazim. Tenaga untuk pembersihan kotoran tidak perlu dilakukan setiap hari, namun tenaganya diganti dengan penyemprotan larutan probiotik yang dilakukan setiap hari. Penyemprotan tentunya memerlukan tenaga dan air yang relatif lebih sedikit atau lebih ringan, dibanding harus membersihkan kandang dan membuang kotoran setiap harinya. 
5. Air bisa lebih hemat. Air yang diperlukan untuk pembersihan kotoran jauh lebih banyak dibandingkan hanya dengan penyemprotan dalam sistem Kandang ngebrok ini.
6. Dengan berkumpulnya ternak di suatu tempat, maka masalah-masalah sosial atau perselisihan yang sering terjadi karena ulah Kerbau yang melampaui pagar dan memasuki areal lahan usaha tani menjadi berkurang bahkan tidak ada lagi.
7. Dalam jangka panjang usaha ternak kerbau akan sangat menguntungkan, sehingga Krayan dan Krayan Selatan bisa menjadi sentra kerbau sekaligus menjadi sentra produksi daging kerbau.
8. Pola yang dikelola dengan baik dan behasil akan menjadi pola yang akan mendapat banyak kunjungan dari daerah lain, dengan kata lain obyek Kandang Ngebrok ini akan menjadi daya tarik khusus bagi daerah luar, sekaligus menjadi kebanggaan bagi masyarakat setempat.


 
Lembah Hijau Multifarm (LHM) Research Centre

 
Lembah Hijau Multifarm (LHM) Research Centre
   

 Bagaimana pola pengaturan & pengelolaan Kandang Ngebrok ini. Pengaturan dan pengelolaan pola Kandang Ngebrok untuk Kerbau di Krayan dan Krayan Selatan dapat dilakukan sebagai berikut :

A. Pola Penyediaan Pakan
1. Sumber hijauan makanan ternak (HMT) dapat berasal dari rumput-rumputan seperti Rumput Gajah, King Grass, dll. Sumber bahan HMT alternatif lainnya adalah dari Azolla microphylla yang banyak tumbuh di sawah-sawah para petani Krayan. Azolla microphylla adalah sumber hijauan yang pertumbuhan dan perkembangannya sangat cepat dan sangat cocok pada tipe agro klimat seperti di Krayan dan Krayan Selatan.
2. Penempatan kandang harus dapat dijangkau dengan mudah dan terletak dekat dengan sumber pakan tersebut. Azolla tersedia di daerah persawahan, maka kandang yang ideal harus dekat dengan daerah persawahan dimana Azolla atau HMT lain tersedia melimpah.
3. Jumlah ternak yang dikandangkan harus seimbang dengan berapa luas atau berapa banyak Azolla dan HMT yang dapat dipanen untuk pakan ternak Kerbau ini.
4. Penyemprotan kandang dan kotoran ternak harus dilakukan secara rutin agar kondisi kandang dan kotoran dapat aman untuk ‘ngebrok’nya ternak di kandang tersebut. Bahan yang dilakukan untuk pengkondisian ini antara lain seperti yang diterapkan di Lembah Hijau Multifarm (LHM) Research Centre adalah Probiotic Starbio, Starbio Plus, Stardec, EM4, Bio Enzim, dll.
5. Maka harus dipersiapkan lahan untuk penanaman HMT secara cukup dengan perkiraan sbb:
1 ha dapat menghasilkan + 500 ton rumput gajah/karung beras/hari.
Jika 1 ekor hewan mengkonsumsi pakan HMT + 50kg/hari/ekor maka jumlah hewan yang bisa dipelihara : 500.000kg/hari x 1
 365 hari/thn 50 kghari/ekor.
 6. Jika perlu ditanam azolla diareal sawah yang dekat dengan kandang,jika azolla disiapkan secara khusus diatas lahan sawah kosong seluas 1ha maka akan menghasilkan + 360 ton azolla segar/tahun atau + 800kg/hari. Jika kerbau juga diberikan azolla kurang lebih 25 kg/hari/ekor maka akan dapat memberi makan + 32 ekor kerbau. Jadi untuk kerbau 30-32ekor kita perlu menyediakan 1ha HMT rumput gajah/king gress dan 1ha sawah kosing untuk penanaman azolla. Sehingga setiap hari akan disiapkan pakan alami berupa rumput gajah 1500kg dan 800kg azolla segar, karena setiap ekor kerbau diperkirakan akan memerlukan sekitar 50kg HMT dan 25kg azolla segar jumlah 75kg/hari/ekor.
 7. Pemanenaan rumput HMT dan azolla dilakukan setiap hari pada setiap sore atau pagi hari.
 8. Pakan suplemen yang disajikan berupa garam,dedak, dll. Bahan yang berguna yang sudah ada di Krayan dan tidak perlu mengambil dari daerah lain.

B. Sistem Kandang
 - Kandang dibuat dari bambu dengan atap terbuat dari daun alang-alang dan yang lain, Dinding kandang dibuat dengan anyaman bambu,kandang berlantai tanah saja, karena akan sangat sulit dan mahal bila dibuat dari semen.
 - 1 Unit kandang diisi antara 6-10 ekor kerbau dengan ukuran kandang model persegi sama sisi yang panjang/lebar sama yaitu antara 6-8meter.
 - Lantai kandang dibuat padat dan rata dengan posisi lebih tinggi dari sekitarnya, karena kalau hujan air hujan tidak membasahi kotoran yang telah terkumpul, maka perlu dibuat sistem dreinase/parit-parit kecil agar air tidak tergenang.
 
Potensi pangan Azolla di Krayan sudah tersedia sedemikian luasnya namun belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Apa sisi lemah yang mungkin akan terjadi jika wacana ini dapat dipraktekkan. Sisi lemahnya penerapan pola Kandang Ngebrok ini antara lain sebagai berikut :
1. Pembuatan kandang yang cukup besar
2. Biaya pembuatan kandang
3. Biaya pengadaan bahan probiotik dan pengangkutannya ke KRAYAN.
4. Teknologi ini relatif sangat baru dan sangat asing sehingga ada kemungkinan resistensi dari para tokoh masyarakat atau tokoh-tokoh adat .
5. Letak kandang yang relatif jauh dari pemukiman akan sangat menyulitkan para petani untuk mencapainya.

3 komentar:

  1. kami menyiapkan kerbau dan sapi siap jual dan kami siap antar ke alamat anda. hub.0823-3175-3368

    BalasHapus
  2. kami menyiapkan kerbau dan sapi siap jual dan kami siap antar ke alamat anda. hub.0823-3175-3368>>>.
    kami menyiapkan kerbau dan sapi siap jual dan kami siap antar ke alamat anda. hub.0823-3175-3368>>>>>>
    kami menyiapkan kerbau dan sapi siap jual dan kami siap antar ke alamat anda. hub.0823-3175-3368>>>>>>
    kami menyiapkan kerbau dan sapi siap jual dan kami siap antar ke alamat anda. hub.0823-3175-3368

    BalasHapus
  3. Artikel yang menarik.. harap kunjungi kembali ya bosku...

    Jangan lupa gabung di tempat kami ada banyak bonus menariknya bosku

    Alto123 AGEN JUDI TERPERCAYA

    AltoQQ JUDI POKER TERPERCAYA

    DAFTAR ALTOQQ

    BANDAR BOLA TERPERCAYA

    JUDI TOGEL ONLINE

    BalasHapus