........Selamat Hari Jadi Kab. Nunukan ke 13 tgl 12 Oktober 2012.......

Senin, 09 Agustus 2010

Indeks Glikemik Beras Organik

Indeks Glikemik Beras Organik

Apa yang disebut dengan indeks glikemik?
Indeks glikemik (IG) adalah tingkatan pangan menurut efeknya terhadap gula darah. Pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan cepat memiliki indeks glikemik (IG) tinggi. Sebaliknya, pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan lambat memiliki indeks glikemik (IG) rendah

Faktor apa yang menentukan nilai indeks glikemik beras?
Secara umum Indeks Glikemik (IG) beras ditentukan oleh varietas atau jenis padi dan gabahnya, yang ada hubungannya dengan sifat fisiko kimia, namun bisa juga dipengaruhi oleh proses pengolahan, di antaranya pada proses parboiling.

Siapa saja yang membutuhkan beras dengan indeks glikemik rendah?
Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi pangan masyarakat telah mengakibatkan peningkatan beberapa penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus (DM) dan hipertensi. Penderita diabetes mellitus memerlukan makanan yang tidak menaikkan kadar gula darah secara drastis.

Bagaimana nilai Indeks Glikemik (IG) beras didefinisikan?
Nilai indeks glikemik (IG) beras didefinisikan sebagai nisbah antara luas area kurva glukosa darah dari beras yang diuji yang mengandung karbohidrat total setara 50 g gula terhadap luas glukosa darah setelah makan 50 g glukosa pada hari yang berbeda dan pada orang yang sama. Glukosa sebagai standar mempunyai nilai IG 100. Nilai IG beras dikelompokkan menjadi IG rendah (<55), sedang (55-70), dan tinggi (>70).

Parboiled merupakan proses perebusan pada suhu 60 derajat Celsius selama 8 jam dan pengukusan
(steam) pada suhu 100 derajat Celsius selama 30 menit dalam bentuk gabah.

sumber : www.pustaka-deptan.go.id; http://bumiganesa.com/?p=417


Pangan Indeks Glikemik (IG) Rendah Untuk Kesehatan
Friday, 24 July 2009 14:09 | Author: admin |

Indeks Glikemik (IG) pangan adalah tingkatan pangan menurut efeknya terhadap kadar gula darah. Pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan cepat memiliki IG tinggi. Sebaliknya, pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan lambat memiliki IG rendah. Memilih pangan (karbohidrat) yang tidak menaikkan kadar gula darah secara drastis merupakan salah satu upaya untuk menjaga kadar gula darah pada taraf normal. IG pangan ditentukan oleh jenis dari pangan tersebut dan cara pengolahannya. Sebagai contoh, salah satu klon ubi jalar bila digoreng IG-nya 47, yang direbus memiliki IG 62 dan dipanggang IG-nya 80.

Prosedur Penentuan IG pangan adalah sebagai berikut :

1) Pangan tunggal yang akan ditentukan IG-nya (mengandung 50 g karbohidrat) diberikan kepada relawan yang telah menjalani puasa penuh (kecuali air) selama semalam (sekitar pukul 20.00 sampai pukul 08.00 pagi besoknya). Sebagai contoh, untuk menentukan IG kentang rebus diperlukan 250 g kentang untuk menyediakan karbohidrat sebanyak 50 g (50 g karbohidrat setara dengan tiga sendok makan bubuk glukosa murni).
2) Selama dua jam pasca pemberian (atau tiga jam bila relawan menderita diabetes), sampel darah sebanyak 50 mikroliter - finger-prick cappillary blood sample method - diambil setiap 15 menit pada jam pertama, kemudian setiap 30 menit pada jam kedua untuk diukur kadar glukosanya.
3) Pada waktu berlainan hal yang sama dilakukan dengan memberikan 50 g glukosa murni (sebagai pangan acuan) kepada relawan. Hal ini dilakukan sebanyak dua kali (dilakukan pada hari lain, minimal tiga hari setelah perlakuan pertama) untuk mengurangi efek keragaman respon gula darah dari hari ke hari.
4) Kadar gula darah (pada setiap pengambilan sampel) ditebar pada dua sumbu, yaitu sumbu waktu dan kadar gula darah.
5) Indeks Glikemik ditentukan dengan membandingkan luas daerah di bawah kurva antara pangan yang diukur IG-nya dengan pangan acuan.

Kisaran IG beras sebagai salah sumber pangan utama sangat luas. Secara umum IG beras ditentukan oleh varietas atau jenis padi dan gabahnya, yang ada hubungannya dengan sifat fisiko kimia, namun bisa juga dipengaruhi oleh proses pengolahan. Dengan demikian perlu dipertanyakan pernyataan yang menyebutkan bahwa salah satu keunggulan beras organik adalah cocok untuk penderita diabetes tanpa menyinggung-nyinggung varietas beras organik tersebut atau IG-nya. Walaupun merupakan beras organik tetapi bila varietasnya misalkan adalah Sintanur yang memiliki IG 90 (berdasarkan data dari Deptan) maka tentu saja tidak akan cocok bagi penderita diabetes. Keunggulan utama dari beras organik yang menonjol adalah dari minimnya residu kimia yang dikandungnya sehingga mengurangi resiko kanker, keracunan, kelainan terhadap bayi yang dilahirkan juga efek positif lainnya terhadap kesehatan disamping juga rasanya yang lebih enak dibandingkan beras biasa untuk varietas yang sama. Nilai IG beras dikelompokkan menjadi IG rendah (<55), sedang (55-70) dan tinggi (>70).

Diabetes Melitus (DM) atau biasa disebut diabetes adalah penyakit kronik yang timbul karena terlalu banyak glukosa (gula) dalam darah. Menghindari konsumsi nasi merupakan penderitaan tersendiri bagi diabetesi (penderita diabetes) karena budaya konsumsi nasi di Indonesia sangat kuat. Diabetesi memang sebaiknya membatasi konsumsi beras ber-IG tinggi, karena dapat meningkatkan gula darah dengan cepat. Namun mereka tetap dapat leluasa mengonsumsi beras ber-IG rendah sesuai kebutuhan gizinya. Pada penderita diabetas, memilih pangan (karbohidrat) yang tidak menaikkan kadar gula darah dengan cepat adalah salah satu tindakan yang tepat untuk mengendalikan kadar gula darah.

Disamping itu pangan yang memiliki IG rendah memiliki dua keunggulan khusus bagi orang yang ingin mengurangi berat tubuh, yaitu (1) mengenyangkan dalam waktu yang cukup lama serta (2) membantu membakar lebih banyak lemak tubuh dan lebih sedikit massa otot (body muscle).

Utju Suiatna
http://www.infoorganik.com
http://www.healthy-rice.com
Disarikan dari buku 'Indeks Glikemik Pangan', Rimbawan Albiner Siagian dan berbagai sumber lainnya.
http://www.infoorganik.com/index.php?option=com_content&view=article&id=74:pangan-indeks-glikemik-ig-rendah-untuk-kesehatan-&catid=36:kesehatan&Itemid=64

Tidak ada komentar:

Posting Komentar